Mengenal Risiko yang Mungkin Timbul pada Transfusi Darah

Estimated read time 2 min read

Risiko Transfusi DarahTransfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok, dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.

Sebuah penelitian melaporkan bahwa reaksi transfusi yang tidak diharapkan ditemukan pada 6,6% resipien, di mana sebagian besar (55%) berupa demam. Gejala lain adalah menggigil tanpa demam sebanyak 14%, reaksi alergi (terutama urtikaria) 20%, hepatitis serum positif 6%, reaksi hemolitik 4%, dan overload sirkulasi 1%.

Melihat dari beberapa risiko yang mungkin timbul karena tranfusi darah, seorang penerima donor haruslah memastikan indikasi dan manfaatnya dari transfusi darah tersebut dan bila mungkin diskusikanlah dengan dokter untuk mempertimbangkan alternatif lain selain tranfusi darah.

Meskipun darah di Indonesia sudah melalui uji skrinning, transfusi darah tidaklah bebas dari risiko dan komplikasi yang terjadi, sama halnya seperti prosedur medis lainnya.

Ada 7 resiko yang bias dialami ketika transfusi darah:

  1. Reaksi Demam
  2. Reaksi Alergi (Urtikaria)
  3. Reaksi Anafilaksis
  4. Reaksi Hemolitik
  5. Reaksi Infeksi
  6. Reaksi Cedera Paru Akut Akibat Transfusi (Transfusion-associated Acute Lung Injury = TRALI)
  7. Reaksi Graft-versus-host disease

Sumber:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours