Fenomena Gunung Es “Thalassaemia” dan Cara Pencegahannya
Ada Fenomena Gunung Es Thalassaemia disekitar kita, sebuah penyakit yang tidak populer di Indonesia. Thalassaemia Minor ini sama seperti orang normal pada umumnya, mereka juga boleh mendonorkan darahnya seperti orang biasanya. Penderitaan yang akan dijalani oleh anak-anak Thalassaemia adalah mereka akan bergantung pada transfusi darah sekitar 3 kantong darah. Transfusi darah dilakukan hampir setiap bulan, seumur hidupnya dia. Dengan banyaknya transfusi yang dilakukan, membuat over dosis zat besi yang ada di dalam tubuh yang dapat terlihat dari kulit yang menghitam. Dampak dari over dosis zat besi ini adalah terbebaninya fungsi Limpa, hati, dan jantung, yang akhirnya dapat membuat gagal jantung dan akhirnya meninggal.
Thalassaemia Mayor dapat dicegah, dengan cara menghindari pernikahan sesama Thalassemia Minor. Sosialisasi ke masyarakat tentang thalassaemia serta mengajak setiap orang untuk cek darah thalassaemia di Lab klinik. Hal ini akan lebih baik dilakukan sedini mungkin, jauh sebelum memutuskan untuk berkomitmen untuk ke jenjang pernikahan.
Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa SATU dari SEPULUH orang di indonesia adalah pembawa gen thalassaemia minor. Mungkin satu orang itu adalah orang orang yang ada disekitar kamu, atau bahkan keluarga kamu dan kamu sendiri. Edukasi ini sangat penting diberikan kepada masyarakat Indonesia. Ada nasehat kalau “mencegah lebih itu lebih baik dari pada mengobati”, yang akan kita lakukan ini adalah usaha untuk mencegah. Mencegah semakin banyaknya adik bayi yang akan menderita Thalassaemia, dimana juga akan membuat orang tua dan keluarga yang lain menjadi susah. Pencegahan ini bukan semata untuk mereka yang thalassaemia, tetapi juga mengurangi kebutuhan darah dari para penderita thalassaemia.
Di Indonesia, anak penderita thalassaemia saat ini ada sekitar 6.000 orang dan diperkirakan tahun 2020 jumlahnya akan bertambah menjadi 22.500 orang. Anggap saja kelahiran yang berhasil terhindar dari thalassaemia ada 10.000 anak, maka akan ada 360.000 kantong (10.000 anak x 3 bag x 12 bulan) yang dapat dialihkan ke pasien lain yang juga membutuhkan darah.
Indonesia masih membutuhkan/kurang sekitar 1,5 juta kantong darah setiap tahunnya, dari 5 juta kantong minimal yang dibutuhkan berdasarkan standard WHO (2% dari populasi penduduk sebuah negara).
Sumber: Blood For Life Indonesia
- Analisis Hukum “Bisnis Calo Pendonor Darah” - 16 October 2018
- Mengenal Klasifikasi Thalassemia Secara Klinis : Minor, Intermediet, Mayor - 1 May 2016
- 8 Syarat yang Perlu Kita Penuhi SebelumDonor Darah - 9 April 2016
+ There are no comments
Add yours