Donor Darah Pengganti (DDP)

CoverBook Q & A Donor DarahDDP biasanya berasal dari keluarga, kerabat, atau siapa pun yang ingin mendonorkan darahnya hanya untuk pasien tertentu. Artinya, pendonor DDP tahu siapa yang akan menerima darahnya. Misalnya, pendonor darah yang ikut donor untuk menyumbangkan darahnya khusus bagi pasien tertentu yang infonya tersebar melalui jejaring sosial.

DDP sebaiknya dapat berkelanjutan menjadi Donor Darah Sukarela (DDS). Namun belum semua DDP dengan otomatis bersedia lanjut menjadi DDS. Masih seringkali dijumpai DDP yang datang ke unit donor darah membatalkan rencana donornya setelah tahu bahwa kebutuhan darah untuk pasien yang dituju sudah terpenuhi. Padahal, meskipun kebutuhan darah pasien yang dituju sudah terpenuhi, pendonor tersebut masih bisa tetap mendonorkan darahnya untuk pasien lain yang sedang membutuhkan.

Donor Darah Pengganti biasanya memiliki prevalensi IMLTD yang lebih rendah dari Donor Darah Bayaran. Namun, meskipun lebih aman daripada Donor Darah Bayaran, bukan tidak mungkin jika pendonor ada kedekatan emosional dengan pasien, pendonor tersebut dapat menutupi status kesehatannya atau informasi lain yang memungkinkannya ditolak untuk donor darah.

Padahal, meskipun ingin berbuat baik tetapi bukan berarti boleh mengorbankan diri sendiri yang sebetulnya juga mengabaikan kesehatan dan keselamatan pasien. Karena jika ada syarat donor darah yang tidak bisa dipenuhi, tentu saja tetap tidak bisa mendonorkan darah. Jika hal tersebut dipaksakan, akibatnya tidak hanya dapat membahayakan pasien, namun juga dapat membahayakan diri pendonor sendiri.

Selain itu, darah yang didapat dari DDP juga tidak bisa segera digunakan oleh pasien. Mengapa?, karena darah tersebut harus melewati proses pengolahan darah terlebih dahulu yang membutuhkan waktu. Darah yang masuk masih harus di screening oleh petugas. Jika pada darah tersebut ada penyakit, maka darah tidak bisa digunakan untuk transfuse ke pasien yang membutuhkan. Dengan kata lain harus mencari lagi darah dari pendonor lain, ataubisa juga dengan mencari lagi DDP lain yang cocok.

Jika kebutuhan darah mendesak dalam waktu cepat, keselamatan pasien menjadi taruhan karena harus menunggu proses pengolahan darah selesai atau menunggu adanya darah pendonor yang cocok dengan darah pasien. Akibatnya, seringkali pasien tidak tertotolong karena tidak mendapatkan darah yang dibutuhkan dalam waktu cepat.

Sumber: Buku Question & Answer Donor Darah, FSidikah R dan Robby Nur Aditya

You May Also Like

More From Author