Different Diagnosis Pada Leukemia

Seperti penyakit lain pada umumnya, leukemia juga memiliki gejala awal. Kadang, gejala awal pada penyakit leukemia sama dengan gejala klinis pada penyakit lainnya. Hal inilah yang disebut different diagnosis.
Penyakit leukemia bisa different diagnosis dengan penyakit lain seperti anemia aplastik, thalassemia, sindrom metatastik dan lain-lain. Menurut Sujarwati, salah satu narasumber yang kami wawancarai, ketika anaknya mengidap penyakit leukemia, gejalanya sama dengan demam biasa. “Awalnya hanya panas biasa. Setelah minum obat, panasnya turun. Namun, tak lama kemudian panasnya mencapai 39,9 derajat,” ujarnya.
Untuk melihatnya, perlu dilakukan Bone Marrow Punction (BMP) atau pemeriksaan sumsum tulang untuk melihat kelainan-kelainan darah yang diduga berhubungan dengan sumsum tulang sebagai ‘pabriknya’. BMP juga dapat melihat seberapa parah dampak penyakit leukemia terhadap sumsum tulang mengingat leukosit yang tinggi dapat menyerang sumsum tulang sehingga terjadi anemia atau bahkan pensitopenia, kondisi dimana semua parameter sel darah mengalami penurunan.
Meski begitu, perawat yang menjadi narasumber kami, Sigit Wigati, different diagnosis biasanya hanya dilakukan pemeriksaan profil darah, sama dengan hapusan darah tepi. Different diagnosis ini penting untuk diketahui. Pasalnya, ketika kita salah dalam mendefiniskan gejala-gejala klinis tersebut, maka akan berdampak fatal. Karena salah paham, terkadang kita baru menyadari bahwa itu adalah gejala leukemia ketika sudah mencapai tingkat lanjut.
Bu Sigit Wigati juga menambahkan, bahwa gejala leukemia yang paling dijumpai adalah pilek tak kunjung sembuh, pucat dan lesu, demam dan penurunan nafsu makan, berat badan turun, bercak-bercak merah/ memar tanpa sebab, nyeri pada tulang dan persendian, nyeri perut, pembesaran limpa / hepar, hasil pemeriksaan sel darah putih mengalami kelainan. Selama belum ditegakkan diagnosis leukemia, maka akan timbul banyak diagnosa penyakit lain, karena gejalanya mirip dengan beberapa penyakit lain pada umumnya seperti demam berdarah, hepatitis, sinusitis, anemia, ITP, HIV, TB tulang, thalasemia, dll.
Kemudian diperlukan juga diagnosa keperawatan untuk pasien leukemia, antara lain risiko infeksi, penurunan / intoleransi aktifitas, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, nyeri, kerusakan integritas kulit, risiko terhadap cidera. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengarahkan rencana keperawatan untuk membantu pasien & keluarga beradaptasi dengan penyakitnya & menghilangkan masalah perawatan kesehatan.
Sumber :
Narasumber :
- Sigit Wigati, Amd.Kep – Kepala Unit General Ward, Instalasi Rawat Inap RS Persada Malang.
- Sujarwati, ibu dari Chelsea, pasien pengidap leukemia.
- Analisis Hukum “Bisnis Calo Pendonor Darah” - 16 October 2018
- Mengenal Klasifikasi Thalassemia Secara Klinis : Minor, Intermediet, Mayor - 1 May 2016
- 8 Syarat yang Perlu Kita Penuhi SebelumDonor Darah - 9 April 2016
+ There are no comments
Add yours