Instalasi Gawat Darurat dunia Maya : Sang Penjaga Darah!

Estimated read time 2 min read

remake-01Instalasi Gawat Darurat di dunia Maya, ada yang pernah dengar istilah ini kah?

Sudah terlalu mainstream ketika kita mendengar kata Instalasi Gawat Darurat di pelayanan kesehatan, istilah Instalasi Gawat Darurat di dunia Maya ini dipakai untuk menyebut sekumpulan manusia hebat yang mendedikasikan sebagian hidupnya untuk standby memantau permintaan darah. Mereka ada untuk menjembatani antara pasien yang membutuhkan transfusi darah ketika stok PMI sedang kurang dengan para calon pendonor budiman yang dengan kerelaan hati untuk memindahkan sebagian darahnya ke tubuh pasien.

Ya, mereka ada di balik kesuksesan dan nama besar dari komunitas Blood For Life Indonesia (BFL).

Para admin IGD Maya, panggilan yang biasa mereka terima, berjaga bergantian selama 24 jam untuk memantau permintaan darah.

Masih ingat dengan pembahasan sebelumnya tentang alur permintaan darah di BFL? Kebayang gak sih bagaimana hebatnya mereka, usaha mereka untuk memastikan kevalidan informasi permintaan darah?.

Mengapa demikian?, karena tidak jarang ada saja informasi permintaan darah yang hoax atau karena efek pesan berantai sehingga informasi yang diterima sudah kadaluarsa. Hal ini bisa terjadi karena informasi tersebut ketika sampai kepada tim IGD Maya, permintaan darahnya sudah terpenuhi atau bahkan pasiennya sudah meninggal dunia, hal yang bisa mengaduk emosi.

Ada pula informasi yang masuk bisa salah karena efek kegugupan keluarga pasien akan kebutuhan transfusi darah. Mulai dari keluarga pasien salah menyebutkan jenis golongan darah dan/atau rhesus pasien, salah menyebutkan jumlah kantong darah yang dibutuhkan, sampai dengan informasi tentang jenis darah yang dibutuhkan. Tidak jarang admin harus melakukan double bahkan triple check agar informasi yang dibagi tidak menyulitkan, baik bagi keluarga pasien ataupun bagi calon pendonor.

Menjadi seorang admin di bidang kemanusiaan, meskipun tanpa bayaran tetapi dedikasi yang tinggi serta kesabaran sangat dibutuhkan. Tak jarang dedikasi yang tinggi tersebut mendapat rintangan. Mulai dari omelan dari keluarga pasien sampai dengan dicuekin oleh calon pendonor sering mereka terima. Meskipun demikian, mereka tetap menikmati peran mereka menjadi “Sang Penjaga Darah”. Hal yang paling menyenangkan adalah jika pasien yang terbantu dapat sembuh dan terselamatkan dan bisa menjalin silahturahmi dengan keluarga pasien.

You May Also Like

More From Author